--> Daily Wingga : Bowo Alpenliebe | I like to find good things to share.
Showing posts with label Bowo Alpenliebe. Show all posts
Showing posts with label Bowo Alpenliebe. Show all posts

Wednesday, July 4, 2018

Netizen Cerdas dan Fenomena Aplikasi Tik Tok

Netizen Cerdas dan Fenomena Aplikasi Tik Tok

Delapan Domain Name System (DNS) Tik Tok diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Paras asli idola yang ia temui tak seindah yang terlihat di layar". #bukanjudulftv #curhatannetizen

Baru baru ini, telah terjadi sebuah keributan yang disebabkan oleh kasus 'perbedaan hasil foto' dengan kenyataannya. Di salah satu kolom komentar akun tetew (nama disamarkan) yang followersnya sudah cukup banyak dan digandrungi banyak penggemar dari Generasi Z (lahir antara 1998 hingga 2009) sisanya dari Generasi Alpha (tahun kelahiran 2010). Tapi banyak orang yang melihat dan menilai Generasi Y lah yang paling banyak, saya pribadi sangat tidak setuju!


Tik Tok


Kenapa dipanggil Generasi Z atau Alpha ? karena urutan dari generasi terdahulu, pakar sosiologi telah kehabisan alphabet latin yang digunakan yaitu X,Y dan Z, maka di mulailah kembali dengan alphabet Roman yaitu A, B dan C. Perbedaan di antara satu generasi dengan generasi yang lain. Generasi dahulu dan generasi kini pasti berbeda. Namun, perbedaan ini tidak disandarkan pada perbedaan semata-mata. 

Di setiap generasi itu bukan saja melibatkan cara berprilaku (karakter), cara berkomunikasi dan cara bertutur, tetapi ia turut melibatkan soal yang lebih abstrak. Satu generasi menggambarkan keadaan atau situasi di mana setiap individu mempunyai pengalaman hidup yang tersendiri. Ia juga menggambarkan siapa diri kita dan bagaimana kita melihat dunia dari kacamata sendiri. Setiap generasi mempunyai personaliti tersendiri. 

Situasi Anak Zaman Sekarang



Meet and Greet Bayar Bowo Alpenliebe


Seiring berkembangnya zaman, gaya dan perilaku anak zaman sekarang memang telah berubah. Mulai dari perilaku, gaya berpakaian hingga perkataan. Cukup menggelitik memang ketika membaca dan mendengarnya, sebab anak-anak zaman sekarang memang sudah berbeda dengan anak-anak generasi Y yang lahir tahun 1990-2000-an. Sehingga terkadang terjadi miskomunikasi dan friksi yang cukup alot. Daya kritis anak zaman sekarang sangat tumpul meskipun apa yang mereka cerna suatu kebohongan (hoax), mudah bosan dan sangat mudah mengikuti tren.

Jika dibandingkan dengan ramaja sekarang sangat bertolak belakang dengan remaja yang dulu, mulai dari tutur katanya, pakaiannya tingkah lakunya sampai kegiatannya pun sangat berbeda dengan remaja zaman dahulu. Sejak sarana informasi dan telekomunikasi semakin berkembang, pola pikiran remajapun berkembang pula. “Saat ini banyak kita lihat anak sekolah dasar memegang handphone daripada memegang buku apalagi Al-Quran, sekalipun tujuan orang tuanya baik agar anaknya bisa lancar dalam komunikasi, akan tetapi terlalu berlebihan rasanya apabila anak sekolah dasar membawa handphone kesekolah. Banyak perdebatan pastinya namun sekali lagi jangan bosan untuk menyuruh akan hal kebaikan walaupun si anak suka melawan.😊

Perubahan perilaku anak zaman dahulu dengan zaman sekarang tidak lepas dari faktor orang tuanya, lingkungan dan temannya. Peranan orang tua sangatlah dibutuhkan apabila anak sudah menginjak usia remaja kerena pada usia ini kondisi anak sedang labil dan sedang mencari jati dirinya. Anak yang kurang mendapat pendampingan dari orang tua cenderung untuk mencari hiburan sendiri. Mulai dari menonton televisi, browsing di internet atau nongkrong dengan teman-temannya di mall atau café. Akibatnya, banyak remaja yang gaya hidupnya mulai meniru apa yang dilihatnya dari televisi atau internet. Mulai dari gaya bicara, gaya berpakaian dan perilaku saat bertutur kata.

Aplikasi Tik Tok


Bowo Tik Tok


Mengapa popularitas Tik Tok sangat cepat dalam tempo relatif singkat? Masuk Indonesia September 2017 kan? Berapa penggunanya, 100 juta? Pada mulanya Tik Tok tentu tak disangka bakal jadi platform konten ilegal. Tapi sebagai wadah kreativitas sekaligus hiburan. Wajar kalau ada platform yang mendatangkan uang dengan gampang, kenapa nggak dipakai? Logika seperti ini yang mungkin memicu orang-orang untuk mencoba peruntungan di Tik Tok tapi sayang banyak sekali yang menggunakannya hanya untuk jadi viral di dunia (?).

Banyak orang lain dengan berbagai alasan dan motif  memaikan Tik Tok karena iseng, ingin cari teman atau hiburan, menyalurkan hobi nyanyi, melepas stres, dll. Ohya Tik Tok sendiri diperuntukkan untuk pengguna usia 12+ dan disarankan ada bimbingan dari orang tua. Tapi Praktiknya? Tahu sendirilah...para pengguna aplikasi ini kebanyakan malah merekam berbagai tindakan aneh, dan bodoh saat menggunakan aplikasi ini. Beberapa netizen yang geram dengan tingkah laku para pengguna aplikasi ini pun sempat menegur mereka, akan tetapi kebanyakan pengguna nya masih saja terus merekam berbagai tindakan bodoh menggunakan aplikasi ini.

Contohnya adalah yang terjadi kepada para remaja perempuan yang sedang merekam video Tik Tok di depan lampu lalu lintas, esok harinya mereka pun di datangi oleh aparat kepolisian, dikenakan pasal dan diminta untuk menulis surat pernyataan. Tak hanya terlihat bodoh dan juga dirasa tak pantas, beberapa video buatan pengguna aplikasi ini bisa sangat sekali dapat merusak moral terutama di zaman sekarang (duh gusti meuni puyeung ningali tingkah laku bocah ayeuna). 😪

Ada lagi kasus beberapa remaja perempuan yang merekam video Tik Tok ketika mereka sedang menjalankan ibadah shalat, saat di awal mula video mereka memang terlihat sedang akan melaksanakan ibadah shalat, tapi beberapa detik kemudian mereka malah berjoget tidak jelas sambil mengikuti iringan musik. Hadeuhh...😫

Pemblokiran Tik Tok

Penggunaan media sosial atau aplikasi seperti Tik Tok ini kelihatannya sepele, tidak akan menimbulkan bahaya. Tapi sebenarnya kalau yang menggunakannya belum bijak seperti anak-anak, akan menimbulkan masalah juga. Harusnya dikasih edukasi sih, kalau penggunaan media sosial itu harus cukup umur.

Menjauhkan anak-anak dibawah umur di zaman sekarang dari teknologi kan tidak mungkin juga, harusnya malah tameng untuk mereka lebih kuat dibentuknya daripada orang-orang dulu yang mana akses internet aja susah apalagi smartphone juga belum ada. Kalau bicara soal bahaya, bukan hanya Tik Tok yang bahaya untuk anak-anak dan segala macam media sosial pun bahaya.

Dengan cara blokir udah tepat sih menurut saya, lalu diberi edukasi, literasi media yang baik supaya pengguna internet di Indonesia bisa memilah informasi yang masuk juga yang akan ia keluarkan (komentar, unggahan, dsb) tapi yang saya liat kebanyakan orang-orang Indonesia tuh latah (ikut-ikutan) tanpa menilai apa yang ia lakukan benar tidaknya. Gimana dong :') #keukeuhgitu

Tentu semua itu tidak akan cepat tapi memang harus dibenahi dari dalam. Untuk yang berpendapat dengan diblokir tidak akan mempengaruhi, saya sependapat, KALAU tanpa diiringi aksi nyata lainnya.

Ada banyak hal negatif menurut beberapa orang dan netizen tentang aplikasi video yang satu ini, mulai dari menyajikan konten yang dirasa tak pantas hingga dapat merusak moral anak bangsa. Bagaimana dengan Anda ?, apakah aplikasi video yang satu ini wajib dan pantas untuk dihapus ?. Anda bisa menambahkan pendapat anda pada kolom komentar ya.



Netizen Indonesia

Digandrungi banyak penggemar, pemilik akun tetew (nama disamarkan) memutuskan menggelar acara Meet and Greet dengan -sebut saja- fansnya. Semenjak adanya pertemuan itu, keributanpun dimulai. Sebagian merasa tertipu dan tidak sedikit juga yang akhirnya malah jadi menghujat, berkata: manusia editan dan kata-kata kasar lainnya. Kasus ini pun viral seketika, banyak yang manfaatin juga dan banyak juga yang beranggapan aplikasi Tik Tok itu platform yang mudah dipakai. Kita tinggal nyanyi dan joget seadanya, rekam, lalu terkenal, banyak uang datang. Siapa yang tak tergiur? 😋

Adalagi seorang remaja wanita yang menjadi terkenal karena ulah nyentriknya di media sosial. Banyak yang terhibur olehnya, namun, lebih banyak juga yang menghujat dan menjadikannya olok-olokan. Kreativitas mereka memang tidak bisa sepenuhnya kita benarkan. Ingat! sebab dalam berkarya, ada hal-hal menyangkut norma ataupun etika yang harus kita perhatikan. Mau tidak mengikuti aturannya boleh tapi salah sedikit saja, hujatan kasar nan kotor hingga sumpah serapah netizen sudah siap menghujam kolom komentar. 

Etika mencakup benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab (intinya Menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganya) yang salah tuh laki-laki bergoyang mirip wanita dan maaf yang sudah berhijab juga jangan malah ikut-ikutan. Kalian harus jaga sikap dong, malu kalau dilihat sama laki-laki yang kelak jadi jodohmu. 

Teruntuk seluruh netizen di penjuru negeri ini, ada hal yang ingin kutanyakan.Tidakkah hatimu bahagia? Ketika teman kita mengetahui kesalahan kita lalu ia berani menegur dengan cara yang lembut? Tidakkah hatimu merasa aman dan tentram? Ketika teman kita menyimpan segudang kesalahan kita dari orang lain dan tak ada satupun hujatan yang terlontar darinya. Tidakkah kita ingin diperlakukan seperti itu? 

Harus berpikir dua kali (Tabayyun) sebelum memberikan komentar. Cobalah menjadi Netizen bijak dan sopan dalam menyampaikan komentar. Terkadang kata-kata yang kita ucapkan itu dapat menjadi penyemangat dan penurunan kreatifitas orang lain. Jika menurut kita karya orang tersebut baik, alangkah baiknya beri dia pujian untuk tetap semangat dalam berkarya.

Jika menurut kita karya orang tersebut kurang bagus, berikanlah dia kritik dan saran yang membangun agar dia dapat memperbaiki karya tersebut untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. Tapi kalau masih mengulang dan tidak ada perubahan, memang ada yang salah dari orang tersebut.

Wahai netizen cerdas di seluruh penjuru Indonesia, tak ada yang melarang satu akun pun untuk menilai seseorang lewat media sosial. Sungguh, tak ada yang melarangnya! Maka, jika kita temui suatu hal yang menurut kita kurang patut, gunakanlah kebebasan berpendapat ini untuk memberi penilaian dengan kalimat yang baik.

Karena sesungguhnya, pengguna media sosial lainnya pun memiliki segumpal daging. Yang disebut, Hati. Mari, bersama pengguna media sosial lainnya menjadi netizen cerdas. Yang mampu berkarya, berekspresi, memberi apresiasi, dan memberikan komentar dengan mengedepankan etika.😊