--> Daily Wingga : #ChapelHillShooting | I like to find good things to share.
Showing posts with label #ChapelHillShooting. Show all posts
Showing posts with label #ChapelHillShooting. Show all posts

Tuesday, February 24, 2015

Hipokrisi Media Barat terhadap #ChapelHillShooting

Hipokrisi Media Barat terhadap #ChapelHillShooting

Saudara kita

Kita tahu dunia ini memang tak adil ketika tiga mahasiswa muslim, Deah Shady Barakat, Yusor Mohammad Abu-Salha, dan Razan Mohammad Abu-Salha, ditembak mati di rumah mereka di Chapel Hill, North Carolina, Amerika Serikat, pada rabu petang 11 Februari 2015, tetapi seakan-akan media dan masyarakat dunia tak bereaksi serupa seperti ketika seorang Muslim menjadi pelaku pembunuhan di tempat lainnya.

Hampir tidak ada tindakan atau kecaman yang biasanya dilontarkan para (pemimpin) dunia, tidak ada tangis dan kesedihan berlebihan di media-media, dan nyaris tak ada kehebohan di Facebook atau Twitter. Tau nggak kasus penyaneraan Sydney banyak yang meratapi kasus tersebut dan saat itu juga dunia ramai-ramai menjadikan tagar #JeSuisCharlie bergumam di beberapa media social untuk tragedi penembakan di kantor redaksi sebuah majalah satir di Paris bulan Januari lalu.

Memang aneh dan tak masuk akal media-media dan pemimpin dunia seolah tak bereaksi apa-apa karena kali ini yang menjadi korban adalah tiga mahasiswa Muslim. Barangkali, dunia merasa tak perlu melihat kejadian ini sebagai ‘hate crime’ yang dilandasi motif agama karena pelakunya kebetulan tidak beragama Islam. Media-media di Amerika Serikat lebih memilih untuk mengatakan bahwa peristiwa tersebut hanya pembunuhan biasa (?) yang dilakukan seorang ateis berusia 46 tahun, Craig Stephen Hicks, sebagaimana pernyataan kepolisian Chapel Hill, “Ini kejahatan biasa… yang dilatarbelakangi oleh perselisihan antar-tetangga mengenai tempat parkir!”

What!! Benarkah ini kejahatan biasa yang dilandasi cekcok cuman soal tempat parkir? Agaknya bukan kebetulan jika Deah, mahasiswa kedokteran gigi tahun kedua di University of North Carolina, adalah seorang aktivis yang terlibat dalam beberapa program penggalangan dana untuk Palestina. Dua bulan sebelum tragedi tersebut, ia memutuskan untuk menikahi Yusor dan kemudian tinggal bersama adik kandung istrinya, Razan, di sebuah kompleks kampus di Chapel Hill. Tentu bukan kebetulan jika tetangga mereka, Craig Hicks, yang pada akhirnya membunuh mereka bertiga, kerap kali dengan sengaja menyindir dan menyerang mereka secara verbal. “Deah dan Yusor sering bercerita bahwa mereka merasa tidak nyaman dengan tindakan tetangganya itu,” ujar Ayah Yusor, Dr. Mohammad Abu-Sahla, “Tetapi mereka tak pernah mengetahui bahwa dia akan bertindak sejauh ini.”

Kita segera merasa bahwa peristiwa ini bisa saja dilatarbelakangi isu agama, bahwa ia mungkin termasuk kejahatan yang dilandasi kebencian pada agama tertentu, bahwa bukan kebetulan belaka jika yang menjadi korban adalah tiga Mahasiswa muslim yang sedang beristirahat dengan tenang di rumah mereka… Tetapi entah mengapa media Amerika Serikat lebih cenderung untuk memilih sudut pandang yang lain: “Ini kejahatan biasa,” katanya, “Dilakukan seorang ateis yang bertindak di luar kewarasannya.” Seolah tak ingin disalahkan, mereka tetap membuat pembelaan juga: “Bisa jadi ini memang dilatarbelakangi kebencian pada agama tertentu, tetapi polisi masih menyelidiki motif sesungguhnya.”

Apa bedanya dengan kasus Charlie Hebdo dan Sydney Siege, juga kasus-kasus lainnya ketika Muslim menjadi pelaku pembunuhan atau penyerangan? Rasanya mudah saja menjawabnya: Media-media seolah buru-buru menyimpulkan bahwa kejadian tersebut dilatarbelakangi ajaran Islam yang katanya memang mengajarkan kebencian dan kekerasan—seraya terus-menerus menarik-narik kasus tersebut pada isu terrorisme, negara Islam, dan lainnya.

Sampai di sini, kita tahu dunia ini tak adil dalam melihat dan memperlakukan Islam. Kita tahu Islam akan dengan mudah dihujat dan disudutkan setiap kali terjadi peristiwa yang melibatkan pemeluk agama ini sebagai pelakunya. Kita juga tahu media Barat, juga kebanyakan masayarakt dunia, akan bungkam dan tenang-tenang saja ketika justru Muslim yang menjadi korban dalam sebuah tragedi berdarah. Tetapi kita tidak tahu, mengapa kita tak bisa melawan? Bisakah kita melawan dan menghentikan ketidakadilan ini?

Hari ini, kita telah kehilangan tiga orang saudara Muslim yang disebut oleh Shafi Khan, pendiri komunitas Muslim di Virgina, sebagai “Tiga teman terbaik dari orang-orang terbaik yang bisa Anda kenal”. Dunia tidak bereaksi apa-apa. Media seolah bungkam. Media sosial yang kerap dijadikan tempat untuk menunjukkan simpati dan solidaritas juga sepi-sepi saja.

Selain mendoakan kepergian mereka, barangkali ini juga saatnya bagi umat Muslim untuk bereaksi: Menunjukkan pada dunia bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya di manapun mereka berada, bahwa kematian Deah, Yusor, dan Razan adalah kehilangan besar yang melukai hati kita semua, bahwa kita mengutuk hipokrisi media dan sinisme mereka terhadap Islam, bahwa kita tak akan bungkam dan tinggal diam!




#ChapelHillShooting #MuslimLivesMatter #MediaHypocrisy